Festival Film Indonesia 2019
Merupakan seri terakhir dari trilogi film The Lord of the Rings, film arahan sutradara Peter Jackson ini rupanya menjadi salah satu dari deretan film-film yang berhasil meraih Piala Oscar terbanyak. Berikut adalah film-film yang berhasil meraih piala penghargaan Oscar terbanyak. Berbagi Suami disutradai oleh Nia Dinata dan dirilis secara internasional dengan judul Love For Share. Film ini bercerita tentang 3 wanita yang dipoligami oleh suami mereka. Meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, ketiga wanita ini merasa telah saling mengenal. Hal ini disebabkan oleh kondisi mereka yang mengalami tekanan dalam keluarga.
Namun, para kritikus film menganggap keputusan itu janggal, karena film Lewat Djam Malam dari Usmar Ismail dianggap lebih layak mendapat titel Film Terbaik. FFI 1955 turut memunculkan pemenang kembar untuk kategori Pemeran Utama Pria Terbaik, Pemeran Utama Wanita Terbaik, dan Pemeran Pendukung Pria Terbaik. Sistem penjurian seperti ini mengalami perubahan sejak tahun 1979, dengan membentuk dewan penilai awal yang terdiri atas belasan wartawan film ibu kota. Tahun berikutnya, keterlibatan wartawan ini ditiadakan dan sistem penjurian sebelumnya diberlakukan kembali.
Film tersebut mendapat penghargaan pada Asia Film Awards yang diadakan di Hongkong dalam kategori Best Film dan Best Editor. Film yang berlatar belakang kehidupan Indonesia bagian timur ini, memiliki keunikan dan ciri khas yang berbeda dengan bagian lainnya sehingga menarik lapak online nonton film untuk ditonton. Seperti diketahui, misi dari ITFF adalah untuk mempromosikan produksi film pariwisata dan merangsang agar film pariwisata semakin berkembang seiring tren perfilman dunia. Untuk kategori TV, The Americans mendapat penghargaan drama terbaik dan The Kominsky Method menjadi acara komedi TV terbaik.
Pimpinan Penyelenggara Piala Oscar Dituding Lakukan Pelecehan Seksual
Film yang disutradarai oleh Riri Riza dan Mira Lesmana juga turut menorehkan penghargaan dimata dunia dan indonesia sendiri. Film yang diangkat dari novel laskar pelangi yang kemudian diangkat dalam layar kaca dengan judul yang sama juga.
- Selain itu, penghargaan yang diperoleh seperti Piala Dewantara kategori ‘Film Cerita Panjang Bioskop’ dalam Apresiasi Film Indonesia 2016.
- Jakarta, Insertlive – Film Indonesiasaat ini tidak bisa lagi diremehkan.
- Salawaku berhasil diputar pertama kali dalam ajang Tokyo International Film Festival 2016.
- Bahkan, meraup keuntungan hingga 7,15 juta ringgit (sekitar Rp 19.5 miliar) selama 25 hari penayangan.
Enam komite berbeda dibentuk berdasarkan pada sektor pembuatan film di India, yang utamanya berbasis di Bombay, Kalkuta dan Madras bersama dengan kategori-kategori penghargaan. Komite lainnya untuk tingkat seluruh India juga dibentuk yang meliputi beberapa anggota dari komite kewilayahan. Pada Penghargaan Film Nasional ke-17, komite pusat dikepalai oleh Hakim G. D. Khosla. Adapun misi dari ITFF adalah untuk mempromosikan produksi film pariwisata dan merangsang agar film pariwisata semakin berkembang seiring tren perfilman dunia.
Rekomendasi Film Indonesia Pemenang Penghargaan Di Netflix
Bintang Netflix Michael Douglas memenangkan penghargaan aktor terbaik untuk serial TV untuk perannya sebagai pelatih drama di usia senja. Pemenang-pemenang dari Inggris meliputi Olivia Colman, yang memenangkan penghargaan aktris terbaik untuk perannya sebagai Ratu Anne di film The Favourite. Dia mengalahkan Lady Gaga yang disebut-sebut berpotensi besar memenangkan penghargaan di kategori itu untuk penampilannya di film A Star Is Born. Berhasil mengemas cerita dengan begitu apik dan menarik, film The English Patient pun akhirnya menyabet 9 piala Oscar di ajang Academy Awards ke-69 untuk nominasi Best Director, Best Picture, Best Supporting Actress, dan masih banyak lagi.
Pada tahun 1978 sistem penjurian lebih mendasarkan penilaian pada sistem angka. Dalam Festival Film Indonesia 1979, dewan juri sendiri yang mengumumkan nominasi seluruh peserta festival. Penyelenggaraan FFI baik pada tahun 1955, 1960 hingga tahun 1967 yang dinamakan Pekan Apresiasi Film Nasional, kerap disebut pemerhati film sebagai Pra-FFI.
Film Indonesia ini memenangkan Best Feature Film pada Festival Film Internasional Hawaii dan menggondol penghargaan Golden Maile Award. Kontroversi menjerat FFI saat pertama kali diprakarsai oleh Usmar Ismail dan Djamaluddin Malik pada penyelenggaraan pertamanya tahun 1955. Ketika itu dewan juri mendapuk Tarmina garapan Lilik Sudjio sebagai Film Terbaik.